Pertama2 aku ingin berterima kasih pada penyedia layanan ini. Khususnya CRPG teman sekelasku saat SMA Aku adalah anak brokenhome. Sejak umur 3 tahun aku dititipkan di rumah nenekku. Mamaku sibuk bekerja setiap hari. Hidupku tentu berbeda dengan anak lainnya, tapi aku berusaha tetap ceria seperti manusia normal. Saat SMP aku punya pacar yang toxic banget, aku sering dikasarin, dilecehkan, dipukul, dibentak, bahkan diselingkuhin tapi selalu ku maafkan. Hubungan kami berlangsung hingga 4th (lulus SMA). Aku terlalu polos, aku kira hanya dialah satu2nya orang yang sayang padaku. Ya, mungkin gara2 aku kekurangan kasih sayang di keluarga hehehe. Saat SMA aku sering di bully, yang paling ku ingat saat aku dipanggil p3r3k, fisikku dihina, tas ku di masukin sampah bungkus makanan, dan masih banyak lagi. Pacarku pun gak pernah bela aku. Aku juga bisa sakit hati walau gak terlihat. Menjelang lulus SMA, bulan april 2014 pacarku ketahuan selingkuh di depan mataku. Naik perahu bebek berduaan dengan cewek lain. Rasanya duniaku berhenti berputar, ku kira aku cuma mimpi. Mau sedih, mau nangis pun gak bisa karena terlalu sakit. Aku berusaha move on, bikin konten musik diyoutube (thanks buat km yang minjemin akun youtubenya), belajar masak, nonton drakor tiap hari supaya hati tentram. Juli 2014 aku mulai masuk kuliah dan sekelas dengan mantan pacarku, tidak ada tegur sapa sedikitpun 2015 aku mulai stress, masalah biaya kuliah, ipk turun, kesepian, overthinking dll. Sampai akhirnya kesehatanku menurun dan dibawa ke dokter. Aku tidak menyangka selama ini aku punya mental illness sehingga dokter memberiku obat penenang. Bertahun2 aku rutin minum obat penenang itu selama kurang lebih 2tahun Dahlah capek curhat 2017 aku bertemu dengan pria C yakni teman kampus, kami jarang ngobrol. Tapi entah siapa yang mulai duluan, kami mulai dekat dan saling curhat hingga kami saling jatuh hati lalu pacaran. Hidupku jauh lebih bewarna sejak saat itu. (Oh iya pacar baruku itu ternyata saudara sepupunya mantanku) 2020 kami menikah. Saat itu mantanku datang dan memberi selamat padaku dan suamiku. Tapi aku tidak mau melihat wajahnya lagi. Sialnya aku dan mantanku jadi sering ketemu setiap ada acara keluarga. Seakan trauma yang tak ada ujungnya ada rasa sakit hati setiap melihat mantanku. Aku sudah move on kok. Yakinlah semua hal buruk akan berlalu
